Setelah asyik dengan lagu super catchy
dari Taylor Swift, We Are Never Ever Getting Back Together, mungkin banyak di
antara kamu yang bertanya-tanya: kenapa sih, album tersebut diberi nama Red?
Nah, sang penyanyi akan angkat bicara.
“Aku menyebutnya RED karena merah lebih dari sekedar warna, tetapi mencerminkan
emosi. Merah itu unik. Ia menggambarkan secara sekaligus dua hal yang saling
bertolakbelakang. Di satu sisi, kamu akan menemukan kebahagiaan, perasaan jatuh
cinta, semangat dan keinginan kuat. Tetapi, di sisi yang lain, kamu juga akan
menemukan obsesi, ketakutan, kemarahan, frustasi, bahkan kecemburuan. Jadi
menurutku, merah adalah warna yang paling cocok untuk menggambarkan seluruh
perasaan dalam sebuah hubungan, baik perasaan yang senang maupun tidak,” ungkap
sang pecinta angka 13. Pemilik kucing bernama Meredith ini menambahkan, “Karena
ada banyak kehebohan yang terjadi akibat cinta, maka warna yang paling pas
adalah merah.”
Di sepanjang karyanya, cinta memang menjadi tema besar dalam sepanjang album
yang ia produksi. Apapun yang ia alami bersama pacar maupun mantan pacar,
hampir sebagian besar menjadi bahan lirik lagunya, seperti lagu Back To
December. yang menurut rumor, mengisahkan tentang permohonan maafnya kepada
sang mantan, yaitu Taylor Lautner. Lalu, album baru kali ini mengisahkan
tentang siapa ya?
“Aku tidak mau menyebutkan album ini bercerita tentang siapa. Sudah banyak hal
yang aku ceritakan kepada orang-orang. Tapi untuk kali ini, kurasa cukup
menyenangkan bila hanya aku saja yang mengetahuinya,” ujar pemilik tinggi badan
180 cm ini.
Menurut kamu, siapa ya yang sedang diceritakan Taylor? Jake Gyllenhaal, John
Mayer, Conor Kennedy, Taylor Lautner atau Joe Jonas? Hihihi…
com